Welcome

Love jatuh

Kamis, 10 November 2016

MR.RUBAH

PENYESALAN

Assalamualaikum, wr.wb

Selamat Pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, selamat subuh. Silahkan jawab sesuai waktu kalian membaca blog ini. 

Lama banget ini blog nggak gue isi. Nggak terasa ini udah bulan november dan sebentar lagi bulan desember dan akhirnya kita bertemu lagi dengan bulan januari. Semakin hari rasanya waktu berlalu dengan cepat. Okeh selesai yah basa-basinya. Jadi langsung aja kita ke pembahasan untuk tulisan hari ini. Hal yang akan gue bahas kali ini adalah tentang "Penyesalan". 

Setiap orang pasti pernah menyesal. Sebuah perasaan yang selalu terlambat hadir. Dan satu hal yang sedang gue sesali saat ini adalah pernah bertatapan mata secara langsung dan dalam detik yang cukup lama dengan seseorang. Hmm.. nggak lama-lama banget sih, sekitar 3 detik. Tapi tetap saja karena 3 detik itu kepala ini dipenuhi dengan dia hingga saat ini. Dan ini nih yang namanya dari mata turun ke hati. Tapi yang menyebalkannya adalah lagi-lagi turun ke hati gue doang. dia nya mah kagak. kayaknya hati gue emang lemah. ditatap 2x dalam 3 detik aja langsung baper. Belajar dari pengalaman sih kalau gue biarin begini terus ditambah frekuensi pertemuan yang sering gue bisa gila. Yang ada buka dan tutup mata semua terasa salah. Buka mata ingat dia, tutup mata muka dia juga yang nongol. mau ngapa-ngapain ingatnya sama dia. Tiap mau pergi kemana-mana selalu berharap ketemu dia. Itu yang pernah gue rasain waktu jatuh cinta sama orang yang salah

Jatuh cinta tuh memang indah tapi... nah, ada tapinya nih. Indah kalau dua-dua nya saling merasakan. Tapi sekiranya lo bertepuk sebelah tangan buru-buru deh tinggalin. Yah gue tau sih ninggalinnya nggak segampang waktu lo jatuh cinta tanpa alasan ke dia. Tapi setidaknya lo harus usaha supaya nggak jatuh makin dalam dan akhirnya menjauhkan lo pada cinta yang sebenarnya. Hidup ini penuh kejutan. Kita nggak akan pernah tau apa yang akan terjadi satu detik kedepan. Seperti kisah gue ini, beberapa bulan lalu gue jatuh cinta sama seseorang yang menyebalkan. Tapi 7 bulan berlalu begitu saja tanpa ada perubahan. Gue sama dia tetap sama. Biasa-biasa saja. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk pergi. terlebih lagi gue mengetahui sebuah kenyataan bahwa dia adalah orang yang sangat diharapkan oleh teman gue sendiri. So? lebih baik gue pergi. Awalnya berat, sangat berat. satu bulan lebih gue coba move. Tiap solat yang gue ucapin adalah keinginan gue untuk menghilangkan perasaan ini tanpa rasa peduli pada Allah yang mungkin cemburu melihat hamba-Nya lebih mencintai hamba-Nya yang lain dari pada penciptanya. 

Tapi seiring berjalannya waktu, gue lewatin itu semua dengan cepat. Tapi cepat yang gue maksud ini bukan berarti secepat kilat lah. Intinya saat ini dia sudah hilang dari harapan-harapan gue. Dengan kata sederhananya, gue berhenti suka sama dia. Tapi masalah baru datang, gue berhenti suka sama dia yah karena ada alasannya juga, karena hati gue jatuh pada orang lain lagi. Seseorang yang gue bilang tadi. Dia bisa bikin hati gue jatuh lagi hanya lewat tatapan mata. Ntah dia yang hebat atau iman gue yang lemah. Dia ini bisa dibilang satu tingkat lebih baik dari orang yang sebelumnya. Hmm.. biar lebih gampang gue kasih dia nama samaran deh. Sebut saja dia Rubah. Jangan tanya alasan gue kasih dia nama Rubah. Pokoknya Rubah ini adalah singkatan dari namanya dia. Tapi jauh banget sih singkatannya. Ya bodo amat lah. 

Jadi si rubah ini adalah salah satu dari 5 orang di daftar pangeran yang gue kagumi sekarang udah dibubarkan karena 3 diantara sudah punya pacar. Jadi sebenarnya udah lama juga gue kagumi dia. Tapi harap bedain kagum disini maksud gue adalah sekedar nge-fans. Alasan gue masukin si rubah ke 5 daftar pangeran ini karena kepribadiannya yang baik, beribawa, humoris (bisa dilihat kalau sudah kenal lama), Soleh, dan senyumnya manis. Pokoknya kalau ngeliat dia tuh tenang aja bawaannya. Tapi gue cuma sekedar kagum saat itu karena gue tau, gue bukan tipe nya dia, gue nggak pernah berinteraksi sama dia (kecuali kalau lagi satu tim yang mengharuskan gue berinteraksi dengan dia), dan satu lagi hal yang bikin gue rada males sama dia. Jadi si rubah ini adalah teman (lumayan dekat) seseorang yang pernah mengisi hati gue di masa lalu. Bukan mantan pacar, cuma mantan kenalan special yang sekarang gue anggap kenalan biasa aja. Jadi dalam pikiran gue dia ini sama aja sama si masa lalu. Dan gue juga malahan berpikir, jangan-jangan si masa lalu pernah cerita macem-macem lagi tentang gue yang dulu rada gila ngejar-ngejar si masa lalu. Jadi tiap liat dia lagi liat gue, gue selalu waspada. Padahal wajar aja dia liat gue, dia punya mata. 

Nah, beberapa minggu yang lalu ntah dari mana sentilan yang datang sampai hati gue begitu lemah dan akhirnya terkecoh cuman gara-gara tatapan mata sama dia. Lagian tumben-tumbenan banget pas gue liat dia, dia nya juga liat gue. Padahal sebelumnya mana pernah. Yang ada gue cuman liat belakangnya doang. Atau kalau nggak gue cuman ngeliat dia lagi sibuk ngomong sama teman-temannya. Yah, sepertinya gue harus lebih lagi dalam memperkuat iman gue biar hati gue ini nggak mudah jatuh-jatuh gitu aja, Jadi sebelum semuanya terlambat dan hal yang tidak wajar memenuhi hari-hari gue lagi, mulai sekarang gue mulai memakai logika. Karena pengalaman yang lalu gue terlalu banyak berpikir pakai perasaan dan ujung-ujungnya menghantarkan gue ke kubangan air mata. Syukur gue masih bisa keluar dengan selamat. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah. 

Sekarang yang gue tanamkan dalam otak gue adalah, sukses. Mendingan sukses dulu deh bahagian mama papa. Lagian gue nggak boleh berharap terlalu banyak dengan si Rubah. Jelas-jelas si Rubah itu tipe nya bukan gue. Gue mah apah, cuma wanita biasa dengan hijab yang masih acakadut (kadang rambut masih suka keliatan), masih suka pakai celana jins, kerudung masih suka yang segiempat di lingkarin ke leher dan tidak menutup dada. Sedangkan dia, dia seseorang yang sudah berhijrah. Dia juga orangnya susah ditebak. Sosmed nya dia isinya semua tentang kematian. Jadi gue nggak bisa tau terlalu banyak tentang dia. Nggak ada yang bisa gue stalkerin. Gue juga nggak punya alasan buat dekat dengan dia sebagai teman atau sebagai apapun. Bukannya nyerah sebelum berjuang sih, tapi gue lebih memilih tahu diri dan mengikuti rencana Allah saja. Mungkin perasaan yang gue rasain ini cuma perasaan suka yang sekedar nyinggah akibat penasaran aja sih. Memang sih gue nggak munafik kalau gue juga berharap dia punya perasaan yang sama dengan gua. Tapi gue juga nggak mau harapan itu memakan gue lagi dan akhirnya menghantarkan gue ke kubangan air mata lagi. Jadi biarlah Allah yang mengukir kisah kami. Nggak lagi lah gue berusaha mengukir kisah yang melawan Allah. Sudah jera. Kalaupun memang dia punya perasaan ke gue dan Allah mengizinkan insyaAllah dia akan menghubungin gue dan punya cara agar kami bisa berkomunikasi. 

Okeh, cerita tentang si Rubah selesai. Hmm.. belum bisa dibilang selesai sih. Mungkin bersambung. Tapi ntah kapan lagi cerita ini bersambung. Gue nggak tau apakah kisah gue sama dia bakalan berlanjut atau hanya sekedar sampai dihati gue saja. Yah.. setelah ini mungkin kalian bakalan berucap dalam hati "lagi-lagi ni postingan dia curhat lagi. Nggak mutu banget." Hahaha.. 

Maap yah isi blog gue emang dari dulu semuanya cuma tentang curhatan gue doang. Tapi terima kasih yah jika kalian sudah meluangkan waktu untuk membacanya. Ntah apa yang bisa menghantarkan kalian membaca blog ini yang pasti saya berterima kasih. Dan maap telah membuang waktu berharga anda untuk membaca curhatan gaje ini :). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar