Suatu malam di hari kamis, lebih tepatnya di malam jum'at. Dua orang wanita yang beranjak dewasa menerawang dari meja makan di restaurant yang mereka pilih. Mereka memperhatikan ada banyak orang berlalu lalang slilih berganti melewati jalan di depan mereka. Salah satu dari mereka berpikir, "Diantara orang-orang ramai yang melewati jalan itu, adakah diantara mereka itu jodohnya?"
Namun pikirannya membuyar setelah temannya membuka pembicaraan, "Cowok di sebelah itu ganteng yah, tapi yang adeknya. abangnya buat loe aja." Dia terdiam dan memperhatikan 2 orang pria yang dimaksud temannya tadi dan kembali acuh. Bukan karena ia tak tertarik, namun ia menepis rasa yang datang. "Percuma, pada akhirnya dia akan hilang sama seperti pria yang sebelum-sebelumnya." kata ia dalam hati.
Setengah jam berlalu diisi nya dengan lamunan. Dan temannya hanya sibuk meng-update sesuatu di bbm dan juga twitter. Sedangkan ia masih berkutat pada sebuah pikiran yang menyebabkan lamunan panjangnya. "Kenapa cinta selalu datang tanpa persiapan? tanpa ada kesiapan untuk terluka? bukankah Jatuh cinta adalah Patah hati yang tertunda?"
Dibalik pertanyaannya tersimpan sebuah penjelasan, Ya nama nya juga cinta. Dengan sekeras apapun kita memikirkan kenapa cinta datang tiba-tiba? tetap tak ada jawabannya. Seperti lagu nya Agnes Monica, Cinta itu Kadang tak ada Logika. Tak ada teori yang pas untuk cinta, makanya hingga sekarang tak ada yang membuka sekolah Cinta. Karena sebenarnya untuk mendapatkan cinta yang tulus dan sejati itu, kembali lagi kepada pribadi diri kita masing-masing.
Makanan Datang,
Tampak satu piring roti cane dan nasi goreng menghiasi meja makan kedua wanita itu. Namun tampak pula, kedua cowok yang dibicarakan mereka tadi akan pulang. Sebelumnya, kedua pria itu memang sudah melihat kearah mereka. Seperti ingin mengajak kenalan. Sebagai wanita, mereka berdua hanya menunggu sampai si pria itu berani mendekati mereka untuk berkenalan, agar pertemuan itu tak berakhir hanya pada malam itu. Tapi pada nyataya, mereka pulang begitu saja. Meskipun dapat di lihat, mereka masih melihat-lihat ke arah 2 wanita itu.
"Cowok sekarang memang tidak ada usahanya yah?" Kata cewek yang bernama Aini, sambil mengambil sendok dan garpu siap untuk menyantap roti cane nya.
"Ya, namanya juga cowok tahun 2000-an. Kalau cowok tahun 80-an dulu sih cowoknya memang pada gentel semua. Berani ngajak kenalan, tukeran alamat, kirim-kirim surat lalu jadian. Semakin modern nya jaman, jenis cowok juga bakalan semakin modern," kata cewek yang biasa di sapa Dela itu sok tau.
"Bener.." Aini meng-Iya kan.
Sambil menyendok nasi gorengnya, Dela mulai menggalau dan berpikir tentang hal yang sebenarnya tak perlu di pikirkan saat makan. Ia berpikir "Di jaman sekarang begitu sulit untuk menemukan jenis cowok di tahun 80-an. Kebanyakan dari cowok jaman sekarang akan memutar balikkan kodrat. Dimana seharusnya mereka yang memulai menjadi mereka yang menunggu dan melihat bagaimana si cewek memulai usaha untuk mendekatinya. Kalau sudah begini, mereka hanya akan saling menunggu tanpa tahu kapan akan memulai, dan kapan akan mengakhiri.
Setelah makanan habis tak bersisa, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Kebetulan malam semakin larut. Karena takut untuk menyebrang ke jalan yang sedang ramai, Dela memutar arah motor ke jalan yang lebih jauh. "Ada banyak jalan untuk ku tuju pulang. Tinggal aku saja yang memilih. Ingin lewat yang jauh atau yang dekat. Namun kenapa aku tak pernah bisa memilih jalan untuk menuju hatimu? seolah-olah, tak ada pintu yang bisa mengantarku ke sebuah jalan yang tertuju ke kamu." bisik Dela dalam hati.
Setelah mengantar Aini pulang ia kembali kerumah. Dengan tatapan lelah ia menatap peliharannya yang bernama Cimus. Cimus menghampirinya karena mengira membawa sesuatu yang bisa ia makan. Namanya juga binatang, pikirannya hanya akan berkutat pada Makan, Tidur, Kawin, dan Punya Anak. Sedangkan kita sebagai manusia masih banyak hal yang harus kita lakukan. Belajar, Bekerja, Istirahat dsbnya.
Seperti Cimus yang akan selalu menghampiri tuannya ketika pulang untuk mendapatkan makanan, begitu pula Dela yang selalu datang menghampiri dia. Seorang pria yang disukainya beberapa waktu lalu. Setiap hari ia akan selalu datang ke kelas pria itu dengan harapan bisa melihatnya dan mendapatkan sedikit kesempatan untuk berbicara dengan pria itu.
Dela Mempunyai alasan yang sama dengan cimus, kenapa ia menghampiri, Yaitu untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Namun perbedaanya, Cimus selalu dapat yang ia minta karena belas kasihan Dela. Namun sayang untuk Dela, hingga sekarang ia tak pernah mendapatkan apapun yang ingin ia dapatkan dari pria itu. Yaitu, Kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar