One day when we are crazy with others
Selamat Sore, siang, malam guys. Jawab aja sesuai waktu kalian bacanya :D
Lama juga gue nggak posting. Maklumlah udah banyak kesibukan
baru. Diantaranya, Sibuk ngurusin segala hal yang musti di urus setelah lulus
sekolah. Apalagi kalau bukan ijazah, pendaftaran SBMPTN, belajar buat SBMPTN,
Cuci photo, bikin SKCK, bikin surat kesehatan, dll. Cerita yang akan gue posting kali ini kejadiannya udah lumayan lama. Sekitar 8 bulan yang lalu deh.
Waktu itu gue dapat sms dari florentina suryani temen gue
yang paling lemot. Dia bilang akan ada try out gratis SBMPTN. Mendengar kata
gratis gue pun segera registrasi lewat sms. Setelah registrasi gue pun juga
mengajak Nanda, teman konyol yang sampai sekarang masih konyol. Ha.. Dan emang pada dasarnya Nanda suka yang gretongan, yaa dengan segera dia ikutan
registrasi. Akhirnya setelah registrasi kita pun mengetahui kalau kita tes di
tanggal 5 Juni.
Try out tersebut dilaksanakan pada pagi hari pukul 8 pagi. So? Ini bukan waktu yang tepat, buat
temen gue si Aini, yang alay itu menumpuk iler sampai jam 12 siang. Pagi itu
gue bangun dengan semangat. Saking semangatnya gue lupa merapikan muka yang berantakan.
Pagi-pagi sekali gue pergi menjemput si Nanda. Dan lagi-lagi
musti mutar ke jalan yang lebih jauh. Kira-kira itu membuang waktu gue 1 menit
36 detik dari biasanya. Jalan menuju rumah Nanda saat itu sedang di benerin. Batu
gede berserakan dimana-mana. Belum lagi lubang-lubang gede juga bertaburan bagai bintang-bintang
dilangit yang cerah.
Setelah menjemput Nanda kita menuju ke tempat yang akan
diadakan try out tersebut. Dan gue ingat banget waktu itu, untuk sampai ke
tempat tujuan saja kita harus mutar jauh. Niat awal pengen sampai lebih cepat
dengan kita memotong jalan, tapi tiba-tiba diujung jalan yang kita potong ada seorang polisi
tampak sedang menceramahi pengendara yang berbelok ke arah kanan.
Dan saat itu kita memang ingin berbelok ke arah kanan. Untung saja kita nggak jadi belok setelah
melihat mbak-mbak yang di ceramahi oleh pak polisi itu. Gue nggak bisa bayangin
gimana jadinya kalau tadinya kita jadi berbelok dan ikut mendengarkan siraman
rohani pagi dari pak polisi itu. Sungguh na’as nasib kita.
Singkat cerita kita memutar lagi ke jalan yang lebih jauh. Mau
sampai ke tujuan aja harus muter-muter nggak jelas. Hingga akhirnya sampai juga
pada tempat yang kita tuju. Sampai disana, dari kejauhan gue udah bisa lihat
ada seorang wanita melambai-lambaikan tangan dari kejauhan. Setelah diselidiki
lebih lanjut ternyata dia adalah Florentina. Dan tampak samar-samar sesosok
wanita bertubuh mungil berambut panjang yang sedang sibuk ngaca di spion, dia
adalah Aini.
Karena parkiran di sekitar Floren dan Aini udah ramai, jadi
kita cari tempat parkir lain yang kebetulan rada jauh dari mereka. Gue melihat
kearah jam tangan yang telah menunjukkan pukul 8 kurang 5 menit. Tapi belum
juga ada tanda-tanda try out itu akan dimulai. Akhirnya gue sama Nanda Cuma cerita-cerita
tentang masa SD,SMP,SMA kita yang punya cerita unik masing-masing.
Gue cerita kalau dulu gue di SD anaknya nggak pernah nyontek
gara-gara temen gue pada pelit semua. Eh, ternyata temen-temen Nanda juga gitu.
Terus kita cerita tentang masa SMP. Masa-masa ABG labil yang mulai mengenal
cinta. Gue pun cerita gue punya first love pas di SMP. Lalu Nanda melanjutkan cerita
tentang temen TK nya yang pernah menggigit punggungnya sampai meninggalkan
bekas gigitan. Gue merinding juga dengarnya. Gue baru tau kalau dulu di TK gue
sama Nanda (Gue satu TK sama Nanda) ada anak Drakula yang ikutan sekolah. Mungkin
kalau gue adalah Nanda, Mama bakalan bekalin gue yassin sama tasbih mini setiap
hari.
Singkat cerita, pintu ruang tempat kita akan mengikuti try
out pun di buka. Kami mulai mengantri. Di sela-sela antrian, gue melihat 1
cowok yang muka nya nggak asing buat gue. Kalau nggak salah namanya “Raji”
(nama disamarkan). Setelah mendapatkan bangku yang strategis, gue Nanda,
Floren, Aini dan Azlin duduk di satu deretan kursi. Kali ini kami benar-benar
mirip tamu kondangan.
Setelah duduk, gue kembali melihat sosok Raji yang
belakangan gue ingat dia adalah temen gue sewaktu SD. Dan dia merupakan anak
dari guru agama di SD gue yang rada-rada lingau dikit. Ternyata dunia ini
begitu sempit. Dengan mudahnya gue ketemu dia lagi setelah 7 tahun kagak pernah
ketemu.
Lanjut...
Try out pertama yang di laksanakan adalah “Tes Kemampuan
Dasar”. Beberapa dari kalian pasti tau lah, ini tes nya mata pelajaran yang
dasar-dasar tapi soalnya menengah atas semua. Dulu gue pikir TKD itu soal-soal
nya kayak anak kelas 1 SD. Soalnya setau gue, gue belajar matematika, B.ind, dan
B.ing dasar pas SD. Jadi gue mikir, oh mungkin soal matematikanya seperti ini “1+12+3-7=....”
Heh nggak tau nya, baru buka soal MTKnya aja mulut gue bebuih.
Jadi Cuma namanya
doang yang Dasar, tapi soalnya bikin ubanan semua. Mana nggak boleh salah lagi.
Gue inget, TKD gue Cuma isi 19 soal dari 45 soal. Karena gue takut kalau salah
1 aja kan minus. Jadi mendingan gue nggak isi, nilainya tetep 0.
Setelah TKD berakhir, dan ini beneran murni. Try out ini gue
kerjain tanpa nyontek, meskipun gue duduknya diantara Ani yang pintar di bidang MTk, dan Nanda yang
anak Ipa (sudah jelas dia lebih pintar dari gue). soalnya gue mikir aja, masa
iya Try out pun gue nyontek. Kalau ujian sih iya wajib nyontek *SalahGaul.
TKD selesai, kita diselingi
sebuah acara. Jadi acara selanjutnya itu presentasi dari seorang pramugari yang
menjelaskan tentang pekerjaan pramugari dan berujung pada promosi pendaftaran. Saat
itu kita lagi mengikuti pengarahan dari seorang wanita cantik, dan telah kita
ketahui profesinya adalah “Pramugari”.
Sebenarnya menjadi pramugari itu adalah Impian gue waktu kecil, dan mimpinya Nanda sampai sekarang. Tapi sayangnya kita berdua nggak bisa mewujudkannya karena banyak faktor. Kalau Nanda karena orang tua dan tinggi badan. Kalau gue karna Tinggi Badan, dan ketakutan gue akan ketinggian.
Sang pramugari
itu sedang menjelaskan beberapa kewajiban menjadi seorang Pramugari.
“Jadi, kalau
adek-adek yang disini mau jadi pramugari bisa menghubungi kami langsung.” Kata
mbak pramugari promosi.
“Untuk jadi
seorang pramugari itu sebenarnya nggak sulit kok dek, pertama kita itu harus
ramah, rajin senyum, dan juga bertutur kata lembut.” Kata mbak pramugari lagi.
Tiba-tiba Aini nepuk paha gue dan
bilang,
“Itu BUKAN loe
banget! Nggak COCOK del.” kata Aini sambil masang muka minta di toyor ke got.
“Selain itu
adik-adik, kalian harus bisa menyapa penumpang dengan baik. Jadi keadaan hati
kalian harus selalu bagus biar bisa menyapa penumpang dengan senyum indah.
Makanya yang suka pasang muka galau kadang nggak di terima jadi Pramugari.”
Sambung mbak pramugari lagi. Dan kemudian ketiga temen gue di samping ini,
serentak menghadap gue dan bilang,
“Itu juga BUKAN
loe banget.” Kata Aini, Floren, dan Nanda serempak. Syukur seisi pengunjung
gedung ini nggak langsung ngedepak mereka gara-gara di anggap bikin keributan.
“nggak cocok del,
loe nggak cocok jadi pramugari. Loe suka Galau.” Kata Floren minta di kemplang
jadi kerak telor.
Setiap orang yang udah dekat atau
kenal banget dengan gue bakalan ngerti dan paham mengapa gue nggak cocok jadi Pramugari.
Seperti yang temen gue bilang di atas, gue orang nya suka Galau. Setiap hari
ada aja yang gue galau-in. Kalau nggak masalah hati kadang sih masalah duit.
Tapi lebih sering sih ke masalah hati.
Singkat cerita,
acara pramugari-pramugari-an telah selesai. Dan masih bisa dilihat masih ada
sisa senyum bahagia dari si Nanda karena berhasil dapat bingkisan indah dari
mbak pramugari tadi. Padahal si Nanda Cuma nanya “mbak, bolehkan seorang wanita
yang memakai jilbab menjadi seorang pramugari??????” lalu mbak pramugari bilang
“ohh ini pertanyaan yang bagus, jadi bla bla bla bla..” (gue lupa mbaknya
bilang apa). Setelah menjelaskan jawaban dari pertanyaan Nanda, mbak itu
pun memberikan Nanda bingkisan yang
isinya Mini note (catatan Kecil) beserta majalah high class yang isinya
barang-barang mewah semua. Gue aja baru buka majalahnya udah disambut korek api
seharga 250 juta. Kampret nggak tuh. Padahal kalau dirumah gue, korek api
gunanya Cuma 3M.
1. menghidupkan
kompor nyokab
2. menghidupkan
rokok bokap
3. menghidupkan
lilin di saat listrik padam
Akhirnya gue
menutup majalah itu dan segera mengikuti TPA (Tes Potensi Akademik) yang berisi
75 soal. Dan kalau nggak salah gue Cuma isi 28 soal. Biar deh dibilang bego. Toh
masih try out. Satu jam berlalu, dan TPA pun selesai.
Setelah acara TPA
selesai gue pikir berakhir pula segalanya. Karena waktu telah menunjukkan pukul
setengah 12 siang. Dan bayangkan saja gue yang sedari pagi nggak sarapan, harus
menahan lapar hingga 4 jam (terhitung dari jam 8). Para masyarakat yang ada di
perut gue (baca : cacing) udah pada bawa tanjidor minta makan.
Ternyata bukan Cuma
gue aja yang kelaparan. Si Floren ternyata juga Lapar mampus. Dia juga cerita
kalau dia belum sarapan. Dan alasan dia nggak sarapan sama kayak gue, karena
baca di sms yang telah di sebar. Tulisannya seperti ini “Try out gratis disana
akan ada, motivasi, pembahasan soal, doorprize, dan SNACK.” Namun pada
kenyataannya kita Cuma di kasih permen kopiko sebiji. Mungkin supaya nggak ngantuk. Buat
mengganjal perut sih lumayan lah. Iya lumayan bikin perut gue mules. Belom makan
udah ngisep kopi.
Kali ini di
lanjutkan acara motivasi. Namun menurut gue ini seperti acara deddy corbuzier,
demian, atau istrinya Vina IMB. Siapa tuh namanya? aduh lupa gue. Pokoknya itu
deh. Jadi kita semua seperti di hipnotis disini. Tapi gue bingung aja, pas di
hipnotis kan seharusnya gue nggak sadar tuh. Tapi gue malah sadar, malahan gue
sempat buka mata dan liat muka-muka bego temen gue yang lagi ngikutin arahan
bapak-bapak yang sedang memandu itu. Karena gue ngerasa nggak terhipnotis, jadi
gue pura-pura aja nge-fly kayak kata bapak yang memandu itu. mungkin gue begini
faktor lapar kali yaa??
Setelah motivasi
selesai, ternyata masih ada satu tes lagi. Namanya tes Toefl. Ada listeningnya
pula. Jelaslah gue lebih denger suara perut si Floren dan Nanda dari pada
dengerin apa kata speaker. Karna kita ber-empat udah males banget, akhirnya
kita Cuma nyengir-nyengir sok ngerti apa yang dibicarakan speaker. Hebatnya si
Florentina, speaker baru bacain soal nomor 25, dia udah kelar 50 soal. Norak
banget dia. kan dia jadi keliatan bego.
Trus gue liat
orang belakang gue dan depan gue, juga ternyata udah pada selesai ngolomin LJK.
Ya Tuhan, mereka semua jadi terlihat bodoh. Tapi setelah gue pikir, kayaknya
gue yang bodoh. Ngapain gue mikir jawaban sambil baca soal capek-capek, toh gue
juga nggak ngerti apa yang dibicarakan speaker. Menurut gue suara speaker
terdengar seperti suara kumbang lagi dangdutan. Akhirnya gue ikutan ngolomin
dengan berbagai variasi. Untungnya di tes toefl ini kalau salah nggak ada minus.
Setelah bagian
listening selesai dan speaker pun di matikan kita lanjut disuruh ngerjain
bagian yang lain. Dan kepala gue udah pusing. Akhirnya gue Nanda dan Floren
mulai lagi melingkar indah di LJK. Sedangkan Aini dia masih rada-rada sok
pintar ngerjain dengan baca soal. Ruang tes pun terdengar sedikit ribut. Ntah kenapa,
gue juga nggak tau. Mungkin anak-anak yang lain juga pada lagi ngedumel
gara-gara kelaperan dan Cuma di kasih permen.
Dari kejauhan
tampak sesosok pria mengambil mic dan siap berbicara. Setelah mic di pastikannya
menyala, dia bilang “Silent please”. Mukanya sih wong jowo, tapi dia ngobrol
pake bahasa inggris. Meskipun muka sama bahasa rada-rada nggak cocok tapi
yaudahlah biar aja. Gue ngomong sama Nanda
“Sok-sok an yah
pake inggris. Padahal muka brewokan kayak eyang subur kejeblos aer serbat.” Kata
gue sewot.
“haha.. ha’ah. Padahal
pake bahasa indonesia yak kan? Apa susahnya bah bilang “tolong suaranya.” Kan?”
kata Nanda.
“Itu lah, untung
ndak adaa wita kan Nan?”
“Emang kenapa
kalau ada wita?”
“Itu cowok pasti
bakalan bilang “tolong sendawanya.” Gara-gara seisi ruangan kena wabah sesak
napas massal, karna hawa-hawa sendawa wita yang memenuhi ruangan. Hoeekk”
“haha.. betol
betol!! Wita kan hoby nye memang sendawa.”
“itu bukan hoby nan,
tapi senjata. Jadi kalau ada penjahat, Wita nggak perlu ngeluarin jurus seribu
bayangan, cukup bismilah dan sendawa yang membahana udah bisa berhasil bikin
para penjahat itu terpotong jadi 5 bagian sama rata.” Kata gue sambil tertawa
gede dan kemudian menyita pandangan peserta lain selama 10 detik. Jujur, gue
Malu.
Akhirnya gue
melanjutkan melingkar indah di atas LJK itu. Lalu tiba-tiba floren bilang “ndak
ada jawab E kan?” barulah gue sadar, ternyata di soal nggak ada pilihan E nya.
dan lihatlah LJK gue, ada 15 soal yang gue isi dengan jawaban E. Syukur belom
di kumpulin, kalau tadi gue kumpulin dalam keadaan huruf E yang terkolom indah,
mungkin gue bakalan malu seumur hidup. Gila aja, keliatan banget gue bego nya.
ketahuan dong kalau gue Cuma tebak-tebak hitung kancing.
Setelah gue
selesai melingkar LJK, gue mengumpulkan LJK di depan. Karna Nanda juga sudah
selesai, jadi nya kita berdua memutuskan untuk ke toilet sebentar sambil
menunggu si Floren dan Aini selesai melingkar. Saat akan menuju ke pintu exit
sebelah kanan untuk menuju toilet, nggak sengaja gue melihat sebuah pemandangan
terlarang terpampang nyata di dekat pintu exit itu.
“Astagfirullah,..”
kata gue ngucap.
Dan gue nggak
menyangka Nanda mendengar itu dan kemudian melihat kearah yang gue pandang
tadi. Dan Nanda pun berdzikir dalam hati. Inilah pemandangan yang kita lihat. Maaf
ini gambar gue buat sendiri, karena waktu itu gue nggak sempat mengabadikannya.
Lagian gue nggak punya keberanian untuk di pites kayak kutu kalau gue ketahuan
mengabadikan gambar terlarang tersebut.
Inilah Gambar terlarang itu...
Mohon maaf bila gambarnya jelek banget. Gue emang nggak bakat
nge-gambar. Apalagi ngelukis. Terkhir kali gue nge-gambar kupu-kupu dibilang
pita bencong sama adek gue. bener-bener kebangetan.
Sampai di toilet gue sama Nanda terbahak-bahak sambil
berbincang dengan bahasa melayu tolen.
“Astagfirullah del, bise pulak orang itu ndak sadar yeh
belakangnye tebuka gitu.”
“Aok kan nan? Masak lah die ndak ngerase sejuk-sejuk gimane
gitu di daerah itu. ih jijik gue liatnye.”
“Haha... alaah del, makin tak tahan aku mau pipis. Alah ade
orang agik tuh di dalam.”
“Haha.. aku pun nan, padahal tadi aku ndak ade niat mau
pipis bah. Aduhaayy.”
“Eh emang lah orang itu tuh. Sengaje kalik mau pamer.”
“Idih, mending kalau pamer dia punya kulit putih, ini hitam.
Kayak abu gosok, di gosokin kuali, lalu kejeblos di got. Bayangin aja betapa
hitamnya.”
“Haha.. dah lah del, saket dah perot aku ketawa.”
Setelah selesai melakukan ritual toilet kita kembali ke
ruangan dan bersiap-siap menahan tawa bila ketika kita lewat gambar tersebut
masih terpampang. Dan ternyata posisi cowok itu telah berbeda. Sebelumnya dia
duduk menyila sambil baca LJK kita tadi, sekarang dia tengkurep kayak lagi baca
majalah. Tapi gue curiga, ada 1 temennya yang menyadari bahwa gue sama Nanda nggak
sengaja melihat satu bagian dari temannya itu. karena cowok itu sewaktu gue
lewat lagi sama Nanda, dia ngeliatin kita sambil senyum-senyum nggak jelas. Ya
Tuhan, waktu itu gue bingung mau seneng apa malu. Senengnya cowok itu ganteng,
Malunya dia tau kalau gue tadi nggak sengaja liat bagian fatal itu. oh my God.
Setelah Aini dan Floren selesai, kita menuju pintu keluar. Dan
sebelum keluar kita dibagiin brosur yang akan kita pakai untuk melihat hasil
tes kita tadi. Tapi saat itu kita tidak langsung pulang. Kita berempat ke
toilet dulu. Yah biasalah penyakit si Floren. Dia terkenal dengan sebutan Miss
Jamban. Dalam satu hari dia bisa ke toilet hingga puluhan kali buat pipis.
“heh kau nih ni, malaaa yak ke wc.” Omel si Aini.
“kau nih kayak ndak tau aku jak..” bela si Floren.
“halah. Eehh ini ape agik!!” kata Aini sambil melempar
sesuatu ke got.
Tampak selembar kertas yang tak asing bagi gue melayang
indah terbawa angin dan mendarat di got terdekat. Gue sama Nanda Cuma bengong
waktu itu. Lalu setelah menarik napas, gue mengahmpiri apa yang di lempar Aini
ke got. Dan inilah sesuatu yang dibuang Aini saat itu. Alhamdulillah ini sempat
gue abadikan.
“Ni, itu yang kau lempar di pake loh buat liat hasil tes
tadi.”
“hah ? benar laa?? Alaah cemane laah ni?” kata Aini panik.
“ambil lah..” kata gue santai.
“males!! Minta lagi bisa kali.” Jawabnya tak kalah santai.
Akhirnya hujan turun. Sebelum keluar dari ruangan tadi Aini
kembali meminta brosur yang tadi ia jatohkan di got. Dengan muka polos dia
bilang ke mbak nya “kak, tadi belom dapat..” dasar Miss acting.
Setelah beberapa
menit kita menunggu, hujan pun sedikit reda. Dan sebelum pulang kerumah, kita
mampir dulu ke tempat makan. Jujur waktu itu kita bener-bener kelaparan
gara-gara nggak dikasih snack yang di janjikan.
Setelah makanan terhidang dengan rapi, tanpa basa basi kita
menyantapnya. Tapi saat itu punya floren belom datang. Floren udah mulai
ngedumel gara-gara punya dia lama banget datangnya. Sampai-sampai setiap
pelayan yang lewat sambil membawa nampan, floren akan meperhatikannya dengan
tatapan melas seperti gembel. Sungguh miris sekali.
Akhirnya Setelah makanan
kita ludes bersih tak berbekas barulah makanan Floren datang. Dan dia menikmati
makanannya sendiri dan tentunya di temani tangan-tangan nakal dari kita. (baca
: ngutilin makanan floren)
Setelah selesai makan, kita pun kembali ke rumah
masing-masing dalam keadaan perut yang sudah makmur. Dan sebelum gue tutup
postingan panjang ini, gue kasih liat deh beberapa hal yang gue abadikan saat
bersama saat itu. Untuk gambar makanan, maaf lagi-lagi makanan yang berhasil
gue abadikan, selalu piring yang berhias tulang ayam. Soalnya sewaktu makanan
datang hasrat gue udah bener-bener tak tertahan. jadi gue lupa deh buat
mengabadikan makanan utuhnya. Hehe.
inilah ayam yang berhasil gue habiskan dagingnya. (RIP Ayam Penyet)
Dan ini LJK beserta soal Toefl yang kita kerjain
ini beberapa percakapan yang gue buat antara Aini dan Gebetan Barunya,
itulah beberapa gambar dan percakapan yang bisa gue abadikan sedikit saat itu. tragis memang, mereka harus berpisah setelah kenalan.
inilah 2 bersaudara namun tak sekandung.
dan ini adalah 2 orang paling keren di hari itu. eh, nanda kok menganga. ternyata dia belom siap. yuk ulang lagi
1 2 3 ....
jepreeettt
hokeh sekian postingan gue, sampai jumpa di postingan selanjutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar